TexasPokerQQ Selama beberapa bulan terakhir, petani Sengon di Kabupaten Probolinggo diganggu oleh serangan hama 'ulat ice cream'. Hama ini menyebabkan sejumlah petani di Desa Liprak Kidul, Kecamatan Banyuanyar, memilih untuk panen lebih awal.
"Saya panen lebih awal saja, jika harus menunggu sampai pas umurnya, maka bisa rusak duluan dikarenakan dimakan ulat ice cream. Tidak masalah lah, walaupun berimbas diharganya menjadi lebih murah," ucap salah seorang petani bernama Samsul, Senin (4/3).
Kebanyakkan petani memilih untuk panen lebih awal yang bertujuan menghindari kerusakan yang semakin parah di perkebunan sengon milik mereka. Para petani menambahkan, pohon sengon yang sudah diserang oleh hama ulat ice cream harganya akan menjadi murah di pasaran.
Biasanya, pohon sengon yang berukuran diameter 1 meter laku terjual dengan harga berkisar 700-1juta rupiah per pohonnya. Namun dikarenakan kondisi yang rusak akibat dimakan oleh ulat, pada akhirnya hanya laku terjual dengan separuh harga. Seperti yang disampaikan oleh seorang petani lainnya juga, Mutiman.
"Gara-gara pohonnya rusak akibat dimakan ulat, harganya menjadi anjlok. Saya ingin sekali membasmi ulat-ulat ini, namun susah. Dibasmi malah semakin banyak jadinya," jelas Mutiman.
Walau ukuran ulatnya tidak lebih besar dari ukuran kelingking orang dewasa, hama ulat ice cream ini dapat mematikan pohon sengon dengan waktu yang sangat singkat. Pohon akan meranggas, kering lalu pada akhirnya akan mati. Dalam waktu seminggu saja, setengah hektar perkebunan sengon dapat gundul tanpa sisa daun.
"Jika pohon sengon sudah terserang oleh hama ulat antong, maka sudah sulit untuk diatasi. Karena dampaknya kayunya akan langsung kering pada bagian dalam," ucap H Abdul Manap, selaku Ketua Paguyuban Kayu Sengon Kabupaten Probolinggo.
Menurut salah satu petani lain, Suparlan, ulat antong ini sering dinamakan ulat ice cream sejak 4 bulan belakangan. Pemanggilan 'ice cream' dalam nama ulat ini diberikan bukan tanpa ada alasan. Penamaan diberikan karena rumah atau cangkang ulat ini berbentuk kerucut dan mengingatkan warga dengan salah satu bentuk ice cream.
"Diawali dari warga di Desa Liprak Kidul yang menamakannya ulat ice cream. Dikarenakan bentuknya piramid yang mirip dengan salah satu jenis ice cream. Jadi warga terbiasa memanggil hama ini dengan nama ulat ice cream," ucap Suparlan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar